Behind The Scene
Halo, saya mau sharing pengalaman trip ke Yogyakarta dari Malang. Trip ini didasari oleh panggilan tes kerja di ECC UGM dekat stasiun Lempuyangan. Singkat cerita tanggal 7 September 2018, ba'da maghrib saya dapat notifikasi berupa sms bahwa ada panggilan tes di ECC UGM tanggal 10, yang artinya saya harus berangkat dari Malang paling tidak besoknya, yaitu tanggal 9 malam. Setelah mencari ketersediaan tiket akhirnya masih tersedia KA Malioboro Ekspress di tanggal keberangkatan yang saya cari tersebut. Saya sengaja hanya pesan untuk satu kali jalan, tidak pulang-pergi karena saya masih belum tau seberapa lama tes kerja yang akan saya jalani.
Keesokan harinya, saya menuju stasiun Malang Kota Baru dengan menggunakan ojek online dari rumah saya. Cukup murah, hanya Rp 6000,- saja. Pukul 19:30 saya sudah masuk stasiun dan bersiap di peron jalur 1. Namun saat itu KA Malioboro Ekspres masih belum di langsir (di pindah jalur) ke jalur 1. Pukul 19:55 tepat KA tersebut sudah tersedia di jalur 1 dan semua calon penumpang masuk ke dalam kereta. Saya kebagian window seat, karena saya ingin fokus istirahat agar keesokan paginya bisa fresh menjalani tes kerja. Untuk kelas Eksekutif KA Malioboro Ekspress malam mendapatkan selimut dan bantal secara free (kelas eksekutif KA Malioboro Ekspres yang jalan di siang hari tidak mendapat selimut, hanya bantal saja). Kereta berangkat tepat pukul 20:10 sesuai jadwal.
Fasilitas selimut di kelas Eksekutif KA Malioboro Ekspress Malam. Jangan dibawa pulang lho ya :D |
Sepanjang perjalanan 80% saya habiskan dengan memejamkan mata, karena memang tidak ada pemadangan yang bisa dilihat dari kegelapan malam. Pukul 02:30 saya terbangun karena KA Malioboro Ekspres akan memasuki stasiun Solo Balapan, yang artinya tinggal kurang lebih 1 jam lagi akan sampai di Yogyakarta. Pukul 03:50 KA penghubung dua kota berbiaya hidup rendah ini sampai di stasiun Yogyakarta. Begitu turun saya ke toilet sebentar untuk sikat gigi dan cuci muka sambil menunggu adzan. Setelah telah masuk waktu subuh saya sholat berjamaah di mushola yang terletak di dalam stasiun Yogyakarta. Kondisi mushola sangat bersih dan nyaman. Sambil menunggu waktu tes, setelah sholat saya duduk-duduk di peron stasiun Yogyakarta, melihat lalu lalang KA di stasiun ini yang memang cukup padat, terlebih saat itu hari Minggu.
Rombongan wisata yang baru turun dari KA. Bersiap menikmati syahdunya Yogyakarta :D wehehehe |
Tempat tes saya sebetulnya berada sangat dekat dengan stasiun Lempuyangan. Namun sayang sekali KA yang saya naiki ini tidak berhenti di stasiun Lempuyangan. Namun tak apa karena saya bisa naik ojek online dari stasiun Yogyakarta menuju tempat tes kerja tersebut. Pukul 7 saya sudah sampai di ECC UGM, dimana kondisi masih sepi. Pukul 8 sudah mulai berdatangan pesaing saya hehehehe dan tes kerja pun dimulai.
Sayang seribu kali sayang, tes pertama yang berakhir pukul 11:30 menghasilkan suatu keputusan yang sangat mengecewakan dimana saya dinyatakan gagal lolos tes dan tidak bisa mengikuti tes kedua. Tapi saya memaklumi karena persiapan saya yang mepet dan saya rasa banyak pelajaran dasar kuliah yang saya lupa, kalah oleh lulusan baru yang masih fresh :D hahah. Saya langsung menuju stasiun Yogyakarta untuk memesan tiket pulang.
Unfortunately, setelah sampai stasiun tiket yang akan saya beli, yaitu KA Malioboro Ekspres malam tujuan Malang untuk hari itu telah habis. Wah pusing nih. Sempat kepikiran mau naik bis tujuan Surabaya dengan niatan mencoba ruas tol baru Solo-Ngawi, namun rasa letih, ngantuk, dan lapar rasanya sulit dikompromikan. Kombinasi dari belum sempat sarapan, tidur seadanya di kereta dalam posisi duduk, hingga memang kondisi saya sebelum berangkat sedang tidak fit menghasilkan keputusan bahwa saya memang harus menginap semalam di Yogyakarta sambil menunggu KA Malioboro Ekpres keberangkatan besok pagi yang terpaksa saya beli karena untuk hari ini telah habis.
Saya memutuskan untuk menginap di tempat yang jauh dengan Malioboro, karena menghindari kebisingan, dan saya niatkan untuk muter-muter Yogyakarta. Saya memutuskan untuk mencari low budget hotel dengan pelayanan prima. Akhirnya pilihan saya jatuh kepada Brothers Inn Babarsari yang beralamat di Jl Babarsari No 47 Yogyakarta.
Review Hotel Brothers Inn Babarsari
Begitu sampai saya langsung menuju resepsionis untuk memesan kamar single room. Begitu resepsionis memberikan keterangan ketersediaan kamar dengan harga Rp 250rb per malam, saya langsung setuju dan memesan kamar tersebut. Fasilitas yang tersedia adalah Kasur single bed, AC, Wi-Fi, televisi, meja, kursi, lemari, handuk, air hangat, dan sarapan. Fasilitas yang lengkap untuk harga yang telah saya sebutkan sebelumnya. Saya mendapat kamar no 302 dan begitu sampai kamar langsung sholat dan tidur karena memang kondisi saya yang kurang fit.
Sore hari saya bangun dan mandi. Air hangat lancar, handuk pun bersih. Setelah bangun saya menonton acara televisi sambil menikmati sunset di kota Yogyakarta. Malam harinya, saya mencari makan malam di dekat hotel. Jangan khawatir, banyak tersedia makanan dengan harga terjangkau di sekitar hotel karena kebetulan hotel ini terletak di area kampus. Sebelah kiri setelah keluar hotel ada minimarket 24 jam, sebelah kanan ada pujasera, sop ayam Pak Min, dan beberapa kuliner pedas khas anak muda zaman now hehehe.
Menikmati sunset di Yogyakarta |
Menikmati acara televisi |
Pemandangan langsung dari samping tempat tidur. |
Kompartemen yang cukup lega. |
Karena KA Malioboro Ekspres pagi yang saya naiki untuk menuju ke Malang berangkat dari Yogya pukul 7.45 pagi dan perjalanan dari Brothers Inn Babarsari menuju stasiun sekitar 45 menit, maka saya memutuskan sarapan saya bawa di kotak sehingga bisa saya makan di kereta. Pihak hotel menyetujui dan siap menghidangkan pada saat saya check out pukul 6 pagi. FYI waktu sarapan di Brothers Inn Babarsari adalah pukul 6:30 s.d pukul 9:00.
Perjalanan Pulang
Saya menggunakan ojek online untuk menuju stasiun. Di luar dugaan, perjalanan dari hote menuju stasiun hanya ditempuh dalam waktu 30 menit, sehingga saya datang lebih awal di stasiun. Namun tak mengapa karena saya sempat sarapan nasi goreng dalam kotak dari hotel tadi dan sempat memfoto salah satu landmark Yogyakarta, yaitu Tugu Pal Putih.
Tugu Pal Putih sebelah utara stasiun Yogyakarta. |
Kali ini saya naik KA Malioboro Ekspress kelas Ekonomi. Pukul 07:45 tepat KA berangkat dari stasiun Yogyakarta menuju tujuan akhir stasiun Malang. KA ini juga seringkali digunakan oleh penglaju Yogya-Solo yang kehabisan KA Prambanan Ekspress (Prameks) dengan tarif khusus. Dalam perjalanan ini saya lagi-lagi memilih window seat agar bisa melihat dengan jelas progres pembangunan jalur ganda atau double track jalur selatan yang ditargetkan rampung pada khir 2019. Selepas stasiun Solo Balapan hingga stasiun Kertosono mulai nampak pembangunan jalur ganda tersebut.
Pembangunan double track; atau dalam konteks foto ini adalah proses pergeseran rel di di dekat jembatan Brantas dari stasiun Kertosono ke arah Kediri. |
KA Malioboro Ekspress memasuki terowongan Karangkates, perbatasan Kab. Malang dan Kab. Blitar. |
Selepas stasiun Kertosono KA berlari tidak secepat sebelumnya dikarenakan rel yang digunakan masih jadul hehehe dan bukan merupakan lintas utama. Selepas stasiun Pohgajih, sebelum stasiun Sumberpucung, KA melewati terowongan Dwi Bhakti Karya yang sekarang berganti nama menjadi terowongan Karangkates (karena dekat waduk Karangkates). Pukul 15:45, kereta sampai di stasiun Malang. Perjalanan yang melelahkan pun berakhir. Walau sayangnya saya tidak lolos tes kerja, setidaknya saya mendapatkan pengalaman yang berharga dan mengasyikan.
Sekian dari saya, Terimakasih atas kunjungan anda :D