Jumat, 07 September 2018

Trip Report KA Tumapel-Penataran Dhoho Malang-Surabaya PP

Kali ini saya akan me-review  perjalanan saya dengan menggunakan moda transportasi Kereta Api (KA) dari tempat tinggal saya di Malang menuju Surabaya dan kembali ke Malang lagi, pada tanggal 1 September 2018. . Fyi, adik saya baru saja kuliah semester 1 di perguruan tinggi negeri di Surabaya. sehingga ada sosialisasi dan pengarahan kepada wali mahasiswa dimana orang tua saya berhalangan hadir, dan saya datang mewakili mereka. Saya memesan terlebih dahulu tiket untuk perjalanan kali ini agar tidak kehabisan, karena kereta api masih menjadi salah satu moda transportasi andalan penglaju Malang-Surabaya, meskipun saat ini 60% jalan beraspal di rute tersebut telah dibantu oleh ruas tol Surabaya-Gempol-Pandaan yang bahkan saat tulisan ini di-posting tol Malang-Pandaan pembangunanya telah mencapai 70%. 

Karcis KA Tumapel dan Penataran Dhoho
KA Tumapel dijadwalkan berangkat pada pukul 04:30 dari stasiun Malang Kota Baru, sehingga saya harus berangkat ke stasiun sebelum waktu shalat subuh. Saya sampai di stasiun pukul 04:10, sejurus kemudian memarkir motor di stasiun Malang. Fyi, tarip parkir motor di stasiun Malang Kota Baru Rp 5000 untuk 24 jam pertama (tidak menginap). Note : tarip parkir tersebut bisa berubah-ubah sewaktu-waktu, hahaha. Pukul 04:15 saya berjalan dari peron menuju kereta yang sudah stanby di peron jalur 1. Gambar di bawah menjelasan sedikit suasana sepi dan dinginnya pagi itu. 


KA Tumapel standby di jalur 1 stasiun Malang Kota Baru


Sambil menunggu waktu berangkat, saya menyempatkan untuk shalat subuh di kereta. Sebelumnya saya sudah mengambil air wudhu dari rumah. Begitupun dengan beberapa penumpang lain, saya lihat  mereka tetap menjalankan ibadahnya dengan khusyu. Tepat pada pukul 04:30, kereta berangkat dari jalur 1 stasiun Malang Kota Baru. 



Sinyal aman diberikan, KA Tumapel siap berangkat


Kereta tiba pukul 07:30 di stasiun Surabaya Gubeng. Terlambat 21 menit dari perkiraan jadwal kedatangan. Namun tak mengapa saya bisa memaklumi hal tersebut dikarenakan KA Tumapel merupakan KA lokal yang harus mengalah dengan KA jarak jauh apabila berpapasan. Setelah sampai stasiun Surabaya Gubeng saya melanjutkan perjalanan dengan ojek online menuju perguruan tinggi yang saya tuju,dengan terlebih dahulu berjalan ke depan Hotel Sahid yang merupakan zona aman pengambilan penumpang tranportasi online apabila turun dari stasiun Surabaya Gubeng sebelah barat (stasiun lama). 

Singkat cerita, pukul 11:00 saya sudah berada di stasiun Surabaya Gubeng untuk persiapan kembali ke Malang. Kali ini KA yang saya naiki bernama KA Penataran Dhoho, dengan tujuan akhir stasiun Blitar lewat Malang. Tepat pukul 11:36 kereta berangkat dari jalur 1 menuju Malang. Tidak ada dokumentasi yang diambil di stasiun Surabaya Gubeng dikarenakan saya kurang nyaman dengan banyaknya penumpang pada saat itu ahahaha. 

Pukul 14:35, terlambat 13 menit dari jadwal kedatangan, KA Penataran Dhoho. Lagi - lagi saya memaklumi dikarenakan sebenarnya perjalanan KA ini sangat ontime, namun pada saat masuk stasiun Blimbing, stasiun terakhir sebelum stasiun Malang Kota Baru dari arah Surabaya, KA yang saya naiki harus berhenti cukup lama untuk mengalah pada mantan KA no 1 di Indonesia, KA Bima. 

Penumpang KA Penatan Dhoho dari Malang menuju Blitar/Tulungagung/Kediri
Setelah saya turun dari KA, cukup banyak penumpang yang naik dari stasiun Malang Kota Baru untuk menuju ke Blitar/Tulungagung. Fyi, setelah sampai Blitar, KA yang saya naiki akan melanjutkan perjalanan menuju Tulungagung-Kediri-Kertosono-Jombang-hingga kembali ke Surabaya, dengan nama yang berubah sedikit yaitu KA Dhoho Penataran. 

Terimakasih pembaca, see you on the next trip :D 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar